Selasa, 13 Maret 2012

Bersyukur dalam Kesempitan

BERSYUKUR DALAM KESEMPITAN
Oleh : H. Asmar Syukur.S.Ag

                •    
12. Dan Sesungguhnya Telah kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (Q.S. Al-Lukman:12)
         •  
78. Dan dialah yang Telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. amat sedikitlah kamu bersyukur[1016]. (Q.S. Al-Mukminun : 78 )
[1016] yang dimaksud dengan bersyukur di ayat Ini ialah menggunakan alat-alat tersebut untuk memperhatikan bukti-bukti kebesaran dan keesaan Tuhan, yang dapat membawa mereka beriman kepada Allah s.w.t. serta taat dan patuh kepada-Nya. kaum musyrikin memang tidak berbuat demikian.
Dengan wajah sedih seorang laki-laki dating kepada seorang ulama. Dia mengeluhkan kefakiran dan berbagai kemalangan hidup yang dialaminya. Ulama tersebut berkata: “Apa kamu mau penglihatanmu diambil dan diganti dengan seribu dinar?” Orang itu berkata: “Tidak.”
Sang ulama bertanyalagi, “Apa kamu senang menjadi orang bisu dan diberi seribu dinar?” Orang tersebut menjawab: “Tidak.” Sang ulama yang dikenal saleh itu kembali bertanya: “Apa kamu mau dua tangan dan dua kakimu buntung, lalu kamu mendapatkan dua puluh ribu dinar?” Orang tersebut lagi-lagi menjawab: “Tidak.”
“Apa kamu mau jadi orang gila dan dikasih sepuluh ribu dinar?” Tanya sang ulama lagi. Dan sekali lagi orang tersebut mentakan: “Tidak.”
Maka sang ulama bijak itu pun berkata, “Terus, apa kamu tidak malu kepada Tuhanmu yang telah memberimu harta senilai puluhan ribu dinar?”
Kisah ini berbicara, betapa banyak orang salah persepsi, dikiranya nikmat hanya sebatas harta dan materi semata. Mereka tidak menyadari bahwa nikmat Allah meliputi segala hal: keimanan,
kesehatan,
keluarga,
tempat tinggal,
kepandaian,
teman yang baik
pimpinan yang adil,
tumbuh-tumbuhan,
makanan, dan sebagainya.
Itu semua adalah nikmat yang harus disyukuri, baik kita memintanya maupun tidak.
Untuk menjadi orang yang berusykur setidaknya ada tiga syarat yang harus dipenuhi.
Pertama, mengetahui apa itu nikmat dan meyakini sepenuhnya bahwa nikmat tersebut adalah pemberian Allah.
Kedua, Bahagia dan gembira dengan nikmat yang Allah berikan kepada kita.
ketiga, melakukan hal-hal yang disukai oleh Pemberi Nikmat, baik melalui lisan dengan ucapan Alhamdulillah maupun melalui perbuatan-perbuatan yang disukai-Nya.
1. Melakukan perbuatan baik yang dimulai dari semasa kecil/baligh sangat penentu seseorang untuk dapat keluar dari kesulitan ketika seseorang tersebut sudah dewasa. Karena dia berbuat dengan tanpa mengharapkan imbalan.
2. Setiap perbuatan amal ibadah waktu masa lalu adalah yang tidak kita ketahui balasannya, maka amal itu sudah pasti Allah balas ketika kita dalam kesulitan.
3. Jangan menganggap sepele perbuatan amal ibadah yang kita lakukan walaupun sebesar biji zarah.
•              •  

40. Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar[298]. ( Q.S. An-Nisaa: 40 )

[298] Maksudnya: Allah tidak akan mengurangi pahala orang-orang yang mengerjakan kebajikan walaupun sebesar zarrah, bahkan kalau dia berbuat baik pahalanya akan dilipat gandakan oleh Allah.
      
8. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. ( S.Q Al-Zalzalah : 8)
    •        
124. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". ( Q.S. Thohaa; 124)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar